Aksi teatrikal tersebut berupaya ingin mengenang konsep pengadilan di Istana Deli tempo dulu, dimana para hakim terdiri dari unsur Sultan Deli didampingi oleh Datuk Empat Suku yang terdiri dari kalangan Karo. Selain itu, Datuk Empat Suku juga didampingi masing-masing dua orang yang terdiri dari kalangan Senina dan Anak Beru mereka.
“Kami mengadakan aksi teatrikal ini dalam rangka ingin mengenang sejarah keberadaan Karo dan hubungannya dengan kalangan para Sultan di Istana Deli tempo dulu,” ujar Rusmadi Ginting selaku ketua IMKA AMIK MBP.
Rusmadi menambahkan, dari hasil penelusuran terkait sejarah keberadaan Karo dan hubungannya dengan Melayu Deli bersama teman-temannya di IMKA AMIK MBP. Mereka menemukan bahwa pada masa dulu, ternyata antara Karo dan Melayu Deli memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan.
“Kekerabatan antara Karo dan Melayu Deli itu ternyata sangat dekat, bahkan hingga kini pun masih tetap terjalin dengan baik. Buktinya keberadaan Datuk Empat Suku masih tetap diakui keberadaanya di lingkungan Istana Maimun,” ujar Rusmadi.
![]() |
Foto Keberadaan Datuk Empat Suku di Istana Maimun Tempo Dulu |
Ditanya tentang mengapa aksi tetrikal diadakan di Lapangan Merdeka, Rusmadi menjelaskan bahwa kegiatan tersebut sengaja dilakukan di titik nol kota Medan agar keberadaan sejarah tersebut semakin banyak yang mengetahui, khususnya kalangan generasi muda.
“Kita sengaja mengadakan aksi teaterikal di Lapangan Merdeka sebagai titik nol Kota Medan, sebab di tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat setiap harinya,” terang Rusmadi.