Sipayo.com - Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa berita yang beredar di media sosial mengenai anjuran menyediakan baskom air yang dicampur garam untuk mendatangkan hujan, sehingga akan mengurangi kabut asap merupakan informasi yang tidak benar alias hoax.
Hal tersebut dinyatakan oleh Deputi Bidang Meterologi BMKG, Yunus S. Swarinoto bahwa BMKG tidak pernah mengeluarkan himbauan tersebut. Selain itu, menurutnya, upaya atau cara 'mempercepat proses kondensasi menjadi butiran air' itu tidak ilmiah.
"Imbauan meletakkan baskom brisi air garam itu tidak dapat dibuktikan secara ilmiah," ujarnyanya dalam laman Facebook BMKG, Kamis, (22/10/2015).
Penguapan air dari baskom berisi air, meskipun jumlah baskom berisi air yang banyak. Namun jumlah itu masih sangat jauh memadai dibandingkan dengan jumlah uap air hasil penguapan yang diperlukan, untuk proses kondensasi pembentukan awan di atmosfer.
Karena hujan yang terjadi di bumi sebagian besar dari kondensasi uap air dari hasil penguapan di lautan. Karena itu, masyarakat diminta tidak mudah percaya dengan informasi terkait penanganan asap yang tidak tepat beredar di media sosial.
Sementara itu, pegiat media sosial Alexander Firdaust Meliala turut menyesalkan beredarnya informasi berantai yang membuat penerima tergerak untuk mengirimkan kembali informasi yang didapatnya kepada pihak lain.
"Informasi seputar himbauan meletakkan baskom yang berisi air garam agar mendatangkan hujan ini merupakan salah satu contoh pesan berantai yang kerap beredar di internet. Ada baiknya, ketika mendapatkan informasi yang demikian melalui surat elektronik, SMS, dan media sosial, maka penerima informasi sebaiknya melakukan kroscek terlebih dahulu. Apakah itu informasi benar atau tidak," ungkapnya.
Alexander juga menyarankan untuk melakukan kroscek kebenaran informasi berantai dapat dilakukan melalui situs pencari. "Melalui situs pencari, sebenarnya kita bisa dengan mudah melakukan kroscek terkait kebenaran pesan berantai. Ketika kita meragukan kebenaran informasi yang didapat melalui pesan berantai, maka sebaiknya informasi yang demikian tidak perlu untuk diteruskan kembali," terangnya.